A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia angka kematian dan kesakitan bayi masih sangat tinggi ± 30.000 kematian bayi setiap tahunnya. Salah satu penyebab kematian dan kesakitan bayi adalah kurang kalori dan protein yang banyak ditemukan pada bayi dan anak balita (Sediaoetama 2006). Hal tersebut disebabkan karena kerawanan gizi pada bayi, makanan yang kurang dan juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak yang diganti dengan susu botol, dimana cara dan jumlah pemberiannya tidak sesuai dengan kebutuhan. Menurut Roesli (2000) bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif kemungkinan akan mengalami gizi buruk dan sekitar 15 sampai 20 persen sel otaknya tidak dapat berfungsi secara normal.
Menurut Menteri Kesehatan (2006) akibat kehilangan kesempatan memperoleh Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, lebih dari 5 juta balita menderita kurang gizi serta 1,7 juta balita menderita gizi buruk. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, tercatat pemberian ASI tanpa tambahan apapun hingga umur lima bulan hanya sebanyak 14 persen, usia tiga bulan sebanyak 46 persen dan usia 2 bulan sebanyak 64 persen. Hal tersebut sangat ironis sekali, karena dengan pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan mampu mencegah 13 persen atau 137 ribu dari 10,6 juta kematian balita tiap tahun.
Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan ibu yang relatif kurang, faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan dan dukungan suami akan pentingnya ASI, jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program pemberian ASI, gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan untuk ibu menyusui merupakan salah satu penyebab menurunnya perilaku ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yulfira (2007) di kabupaten Karawang, Jawa Barat menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang menyusui, akan tetapi pengetahuan ibu tentang pemberian ASI secara eksklusif masih sangat rendah. Begitu juga dengan perilaku pemberian ASI secara eksklusif, pada umumnya mereka tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif. Hal tersebut disebabkan karena masih banyaknya persepsi yang salah di masyarakat terkait dengan pemberian ASI, sehingga hal itu menjadi beban tersendiri bagi ibu menyusui dan proses menyusui menjadi terganggu. Misalnya ibu yang menyusui tidak boleh makan ikan, banyak orang yang menganggap kalau ibunya makan ikan nanti bayinya akan alergi. Padahal jika bayi lebih awal diperkenalkan dengan berbagai rasa melalui ASI maka reaksi imunologisnya menjadi lebih baik.(WWW. Google . com)
Dari hasil laporan daerah Krembangan Jaya Surabaya didapatkan bayi usia 0–6 bulan sebanyak 42 bayi, akan tetapi hanya 8 bayi yang mendapatkan ASI secara Eksklusif, berarti ± 81% bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif .
Berdasarkan data diatas maka salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi terutama yang disebabkan oleh karena kekurangan gizi adalah dengan pemberian penyuluhan dan memotivasi para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Dalam hal ini peranan seorang bidan sebagai tenaga kesehatan sangatlah penting, karena dengan berbagai upaya tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi sehingga dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI secara eksklusif.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan masih tingginya angka kematian dan kesakitan bayi yang disebabkan karena kekurangan gizi, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai penelitian adalah yakni :
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya.
b. Mengidentifikasi dukungan suami ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya.
c. Mengidentifikasi budaya masyarakat dalam memberikan ASI secara eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya.
d. Mengidentifikasi perilaku ibu terhadap pemberian ASI secara eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di Krembangan Jaya Surabaya.
e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di krembangan Jaya Surabaya.
f. Menganalisis hubungan dukungan suami ibu dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di krembangan Jaya Surabaya
g. Menganalisis hubungan budaya masyarakat dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi usia 0–6 bulan di krembangan Jaya Surabaya
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi institusi pendidikan
a. Memberi masukan dalam kegiatan pembelajaran terutama mengenai ASI eksklusif.
b. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Diploma IV Bidan pendidik yang berkaitan dengan ASI eksklusif
2. Bagi petugas Kesehatan
a. Menambah wawasan baru mengenai perilaku tenaga kesehatan dalam membantu keberhasilan ASI Eksklusif
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan harapan hidup bayi melalui pemberian ASI eksklusif.
3. Bagi peneliti
a. Sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah.
b. Untuk menambah pengalaman dan wawasan peneliti mengenai ASI eksklusif.
4. Bagi masyarakat
a. Untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif
FILE SELENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD