KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kepada sang pencipta alam semesta, karena hanya dengan pertolongan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini, dan kami ucapkan terima kasih kepada yang telah membantu demi terselesaainya makalah ini terutama kepada dosen pengajar Mata Kuliah “Teori Akuntasi”, dan kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya baik dari segi tulisan ataupun dari segi penyajiannya, Maka kami sebagai penulis makalah ini mohon ma’af yang sebesar-besarnya dan sangat saya harapkan bagi para pembaca saran dan kritikan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan sebagai acuan untuk tugas berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laba
2.2 Konsep Prilaku Laba
2.3 Apa Saja Yang Seharusnya Dimasukkan Dalam Laba
2.4 Konsep laba operasi berjalan
2.5 Konsep laba komprehensif
2.6 Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PNEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep laba dan arus kas suatu perusahaa selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik bagi akuntan dan analis keuangan. Laba akuntansi dan arus kas adalah ukuran kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari para investor dan kreditur. Hal ini dikarena laba menentukan harga saham perusahaan. (Suwardjono.2005,p,484) Demikian halnya laba akuntansi dan aus kas perusahaan mempunyai arus kas positif terhadap return saham (Triyono dan Hartono,2000,p.63).
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Besar dan kecilnya laba yang di sebperoleh suatu perusahaan menunjukkan kinerja/prestasi perusahaan tersebut. Dengan demikian, laba dapat dimaknai dan di interpretasikan sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk return on investment (ROI) (Suwardjono,2005, p, 459). FASB (financial Accounting Standards Board) menyatakan bahwa informasi laba yang di hitung dengan dasar akrual biasanya bias menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibanding dengan informasi penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat di interpretasikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan (Suwardjono,2005, p, 456).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang disajikan dalam latar belakang di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana laba dan konsep-konsep yang berkaitan
2. Apakah perubahan laba akuntansi dan perubahan total arus kas secara parsial (individu) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan
1.3 Tujuan
Tujuan Makalah ini tidak lain hanyalah untuk memenuhi tugas mata kuliah” Teori Akuntansi” dan utuk memperluas wawasan para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Laba
Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1 (1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
1.2 Konsep Perilaku Laba
Laba Sebagai Alat Ramal
FASB Statement Of Financial Concepts No.1 menyatakan bahwa para investor, kreditor, dan Pihak lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), maramalkan laba yang akan datang, atau menaksir risiko investasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas, termasuk distribusi kas kepada pemilik.
Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dengan laba yang akan datang. Semakin besar pengharapan laba bagi perusahaan, semakin besar pula pengharapan para kreditor untuk menerima hasil pengembalian tahunan dan pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut jatuh tempo.
Konsep perilaku lainnya berikut adalah ikhtisar dari beberapa teori perilaku laba:
1. Pengambilan Keputusan Manajerial
Laporan keuangan yang formal umumnya ditujukan untuk para pemakai eksternal data akuntansi, tetapi para akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengendalian dan mengambil keputusan yang baik.
2. Teori Estimasi
Walaupun teori estimasi kelihatannya memiliki kesamaan dengan teori kapitalisasi laba, namun penekanannya adalah pada penyajian laba yang dilaporkan yang akan membantu para investor meramalkan tingkat pengembalian internal perusahaan sebagai keseluruhan dan dengan demikian meramalkan arus kas mendatang dan nilai sekarang perusahaan.
3. Pendekatan Orientasi Pemakai
Para pemakai menginginkan informasi ini karena beberapa alasan, a. Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar untuk banyak hubungan legal dan kontraktual di dalam masyarakat, b. Para investor, menerima pandangan bahwa terdapat hubungan antara perubahan dalam laba akuntansi dan arus kas perusahaan termasuk pembayaran dividen.
1.3 Apa Saja Yang Seharusnya Dimasukkan Dalam Laba
Penghitungan laba berdasarkan penilaian tahunan atas perusahaan menimbulkan pertanyaan penting mengenai metode penilaian yang tepat, yang memberikan pengukuran yang paling berarti atas laba bersih. Salah satu tujuan utama perusahaan adalah maksimisasi arus dividen bagi pemegang saham selama umur perusahaan, atau maksimisasi nilai likuidasi atau nilai pasar perusahaan pada akhir hidupnya, atau pada saat tertentu. Semua perubahan ekonomi yang relevan bagi pengevaluasian semua keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama hidupnya. Tetapi tujuan pengukuran laba yang lebih umum mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik. Tetapi beberapa akuntan berpendapat bahwa angka yang disebut “laba bersih untuk periode” harus mancakup semua kejadian ekonomi yang dicatat dan bahwa laba yang timbul dari sumber khusus harus dijelaskan secara tepat. Kontroversi ini telah menghasilkan dua konsep laba, konsep laba operasi berjalan dan konsep laba all inclusive (menyeluruh), dan posisi lanjutan yang disyaratkan dalam Accounting Principles Board Opinion No.30 dan FASB Statements No.16.
1.4 Konsep laba operasi berjalan
Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba.
Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.
1.5 Konsep laba komprehensif
Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi.
Para pendukung konsep laba komprehensif mengemukakan alasan berikut untuk pengukuran laba ini :
1. Laba bersih tahunan yang dilaporkan, dan dijumlahkan selama umur perusahaan, haruslah sama dengan total laba bersih perusahaan itu.
2. Pengabaian beban tertentu dari perhitungan laba bersih memberi kesempatan untuk memanipulasi laba tahunan.
3. Perhitungan laba rugi yang meliputi semua beban dan diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah dipersiapkan dan dipahami oleh para pembaca.
4. Dengan pengungkapan penuh sifat perubahan laba selama tahun itu, pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk sampai pada pengukuran laba secara tepat daripada para akuntan dan manajemen, yang tidak dapat mengantisipasi kebutuhan khusus para pemakai.
5. Perbedaan antara beban dan pendapatan operasi dan non-operasi tidak dapat ditetapkan secara jelas. Transaksi yang diklasifikasikan sebagai transaksi operasi oleh satu perusahaan mungkin diklasifikasikan sebagai transaksi non-operasi oleh perusahaan lainnya.
1.6 Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)
Para pendukung konsep laba prestasi operasi berjalan sering menyatakan bahwa pos operasi umumnya didefinisikan operasi usaha yang sifatnya berulang dan pos non-operasi umumnya dianggap tidak teratur dan tidak diramalkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami tarik kesimpulan
Konsep laba sebagai pertambahan nilai
Laba mencakup harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh.
Konsep laba bersih perusahaan
Laba mencakup kelebihan pendapatan atas beban, semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga dan pajak penghasilan.
Konsep laba bersih bagi investor
Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sudah dikurangi pajak penghasilan.
Konsep laba bersih bagi pemegang saham
Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan pembagian laba.
Konsep laba bersih bagi pemilik ekuitas residu
Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen.
3.2 SARAN
Saya selaku penulis makalah ini saya sarankan bagi para pembaca, siswa/siswi yang ingin sedikit menambah ilmu atau memperluas wawasannya tentang laba dan konsep-konsepnya mungkin makalah ini dapat membantu anda, akan tetapi jangan hanya terpaku pada makalah ini, supaya juga mencari referensi lain. Dan perbanyaklah mengerjakan soal-soal latihan akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
S. Hendriksen, Eldon. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi Ke-5. Buku Satu. Batam: Interaksara, 2000.
Kamis, 15 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1 (1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
pengertian d atas ada d halaman brapa pak?
trims,,,,
Posting Komentar
terimakasih anda telah berkunjung ke web kami silahkan baca dan tinggalkan pesan anda